Inilah 17 Sekuritas Bermodal Mini

Inilah 17 Sekuritas Bermodal Mini

Inilah 17 Sekuritas Bermodal Mini

Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi ada 17 anggota bursa (AB) yang memiliki modal mini. Kategori modal ini yang dimaksud adalah perusahaan efek yang modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di bawah Rp 31 miliar.

Hal itu diungkapkan oleh Samsul Hidayat, Direktur Perdagangan dan Kepatuhan Anggota BEI. Namun, ia enggan menyebut identitas masing-masing sekuritas.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun KONTAN, memang ada 17 AB yang memiliki MKBD di bawah Rp 31 miliar.

Berikut daftar perusahaan efek yang dimaksud:

1. PT Ekokapital Sekuritas (ES) : Rp 25,22 miliar
2. PT Forte Mentari Securities (FO) : Rp 30,75 miliar
3. PT Indomitra Securities (BD) : Rp 30,17 miliar
4. PT Inovasi Utama Sekurindo (IU) : Rp 25,97 miliar
5. PT Intifikasa Securindo (BF) : Rp 25,84 miliar
6. PT Magenta Kapital Indonesia (PI) : Rp 27,69 miliar
7. PT Majapahit Securities Tbk (KC / AKSI) : Rp 28,64 miliar
8. PT Masindo Artha Securities (DM) : Rp 25,12 miliar
9. PT Millenium Danatama Sekuritas (SM) : Rp 28,47 miliar
10. PT NC Securities (LH) : Rp 27,34 miliar
11. Pacific 2000 Securities (IH) : Rp 29,96 miliar
12. Paramitra Alfa Sekuritas (PS) : Rp 27,36 miliar
13. Phintraco Securities (AT) : Rp 29,9 miliar
14. PT Redialindo Mandiri (DU) : Rp 25,38 miliar
15. PT Senni Cahaya (SC) : Rp 28,65 miliar
16. PT Universal Broker Indonesia (TF) : Rp 28,26 miliar
17. PT Waterfront Securities Indonesia (FZ) : Rp 30,9 miliar

Sumber : investasi.kontan.co.id
Performa reksadana saham kembali ungguli IHSG

Performa reksadana saham kembali ungguli IHSG

KINERJA REKSADANA: Performa reksadana saham kembali ungguli IHSG

Data Infovesta Utama menunjukkan, rata-rata imbal hasil reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index menorehkan return 23,71% secara year to date hingga akhir Agustus 2014.
KINERJA REKSADANA: Performa reksadana saham kembali ungguli IHSG
Image Credits: Kontan

Performa tersebut mengalahkan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik 20,18% pada periode yang sama. Tak hanya itu, return reksadana saham juga unggul dibandingkan reksadana jenis lainnya, seperti, rata-rata imbal hasil reksadana campuran yang sebesar 14,22%.

Posisi wahid pemberi imbal hasil tertinggi ditempati produk Dana Pratama Ekuitas. Produk besutan PT Pratama Capital Asset Management membagikan return sebesar 42, 99%. Urutan kedua dan ketiga juga ditempati produk reksadana saham kelolaan manajer investasi yang sama, yaitu Pratama Saham dan Pratama Equity. Masing-masing menorehkan return 39,62% dan 35,28%.

Sedangkan, reksadana saham dengan kinerja terburuk adalah Grow-2-Prosper. Produk kelolaan PT Corfina Capital ini mencatatkan return minus 10,22%.

Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, kinerja reksadana saham lebih moncer ketimbang IHSG, karena fleksibilitas manajer investasi dalam mengalokasikan portofolio. "Misalnya, perubahan alokasi bobot pada efek saham dan pasar uang, pemilihan sektor dan saham yang dianggap potensial, serta melakukan rotasi sektor," ujarnya.

Arief Wana, Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia mengatakan, kinerja reksadana saham kelolaannya, yaitu Ashmore Dana Progresif Nusantara tertopang pemilihan saham-saham kapitalisasi kecil. Produk ini menorehkan imbal hasil 32,12%.

"Kinerja didorong strategi yang jeli dalam menemukan value dan perhitungan risiko di saham-saham dengan kapitalisasi kecil," tutur Arief. Selain itu, pihaknya melakukan peralihan (switching) ke sektor saham yang lebih baik.

Proyeksi return 25%
Viliawati menduga, reksadana saham masih akan memberikan return lebih tinggi di akhir tahun ini ketimbang jenis campuran dan pendapatan tetap. Sebab, secara umum pergerakan bursa saham cenderung lebih agresif dibandingkan bursa obligasi.

"Sehingga, kinerja reksadana saham akan lebih unggul dibanding reksadana pendapatan tetap saat terjadi perbaikan ekonomi," paparnya.

Namun, ia mengingatkan, investor perlu mencermati sejumlah faktor sepanjang tahun ini. Seperti, valuasi bursa saham yang relatif tak murah, sehingga penguatan mulai terbatas. Prediksinya, rata-rata kinerja reksadana saham secara year on year bisa mencapai 25%. Adapun rata-rata return reksadana campuran 15%-18%, dan reksadana pendapatan tetap 6%-8%.

Sumber: Kontan.co.id
OJK bubarkan 102 Reksadana Sepanjang 2014

OJK bubarkan 102 Reksadana Sepanjang 2014

Sepanjang 2014, OJK bubarkan 102 reksadana

Di saat yang sama, wasit pasar keuangan ini mengeluarkan izin efektif atas 121 produk reksadana baru.

Fakhri Hilmi, Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal 2A OJK mengatakan, mayoritas reksadana yang dibubarkan merupakan reksadana terproteksi.

OJK bubarkan 102 Reksadana Sepanjang 2014
Image Credits: kontan

"Itu karena masa jatuh temponya habis dan digantikan dengan produk (reksadana terproteksi) baru," ujarnya, Senin (1/9).

Adapun, dari 121 produk baru yang terbit, kebanyakan merupakan produk pengganti dari reksadana yang telah habis masa berlakunya. Berdasarkan data OJK, hingga 13 Agustus 2014, saat ini ada 843 produk reksadana yang aktif.

Adapun, reksadana tersebut terdiri dari reksadana konvensional dan reksadana yang berbasis syariah. Jumlah reksadana syariah yang aktif ada sekitar 66 reksadana. Dari jumlah itu, 10 diantaranya merupakan produk anyar yang dirilis tahun ini.

Hingga 12 Agustus 2104, total nilai dana kelolaan reksadana mencapai 212,18 triliun. Angka ini meningkat 6,21% dari awal tahun 2014. Sedangkan, jumlah unit penyertaan (UP) yang beredar sebanyak 126,37 miliar.

Sumber: Kontan.co.id
OJK: Kepercayaan investor terhadap reksa dana meningkat

OJK: Kepercayaan investor terhadap reksa dana meningkat

OJK: Kepercayaan investor terhadap reksa dana meningkat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengemukakan, tingkat kepercayaan investor terhadap instrumen investasi reksa dana meningkat menyusul jumlah unit penyertaan yang terus mengalami pertumbuhan.

OJK: Kepercayaan investor terhadap reksa dana meningkat
Image Credits:  antaranews.com

Kepala Departemen Pengawas Pasar Modal II A OJK, Fakhri Hilmi, di Jakarta, Senin, mengemukakan, proses edukasi memberi pengaruh cukup besar kepada masyarakat dalam memahami risiko dari produk reksa dana.

"OJK senantiasa akan terus mendukung dan mendorong setiap pihak yang berkeinginan memberikan edukasi kepada masyarakat," ujarnya.

Dalam data OJK, tercatat jumlah unit penyertaan yang beredar pada 8 Agustus 2014 sebanyak 126,96 miliar, meningkat sekitar 5,02 persen dibandingkan akhir 2013 yang 120,886 miliar.

Sementara total nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana pada 8 Agustus 2014 juga meningkat sekitar 10,27 persen menjadi Rp238,78 triliun dari Rp192,544 triliun pada akhir 2013. Dari sisi jumlah, sampai 8 Agustus 2014 terdapat 843 produk reksa dana.

"Itu, menandakan investor lebih banyak melakukan subscription dibanding redemption," kata Hilmi.

Ia juga mengemukakan, sepanjang tahun ini terdapat 102 reksadana yang dibubarkan. Sebagian besar merupakan reksa dana jenis terproteksi.

Hal itu seiring dengan periode jatuh tempo instrumen obligasi yang terdapat dalam aset dasar di reksa dana itu.

Namun demikian, lanjut dia, sebanyak 122 produk reksa dana baru diterbitkan pada tahun ini. Mayoritas produk baru itu berjenis reksa dana terproteksi.

Reksa dana terproteksi merupakan reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh manajer investasi yang menerbitkan dan penjualan hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu.

Sumber: .antaranews.com
Image Credits:  antaranews.com