Kelebihan Reksadana Dibanding Menabung Deposito

Kelebihan Reksadana Dibanding Menabung Deposito

 Kelebihan Reksadana Dibanding Menabung

Ketika memulai suatu investasi (baik menabung amaupun reksadana) yang menjai pertimbangan utama adalah berapa kira-kira hasil yang diperoleh dari investasi tersebut. Untuk membandingkan kelebihan reksadana dibandingkan dengan menabung atau deposito, faktor utama yang paling dilihat adalah retur atau hasil.

Semua paham bahwa berinvestasi dalam reksadana tidak bisa secara pasti mematok hasil investasinya. Berbeda dengan deposito bank sudah ada kesepakatan antara nasabah dengan pihak bank berapa bunga yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu yang dipilih.

Investasi reksadana dapat mengalami kenaikan dan penurunan seiring waktu berjalan. Namun dengan melihat kinerja historis suatu produk reksadana, kita dapat menghitung atau mengkalkulasi keuntungan reksadana kedepannya. Apakah keuntungan atau kinerja historis yang bagus suatu reksadana mencerminkan keutungan dimasa depan? Segala kemungkinan itu ada, namun dengan kinerja masa lalu kita memiliki bayangan kinerja masa depan.

Kembali ke perbandingan antara investasi atau menabung, lebih menarik mana? Lihat data berikut ini.
Reksadana terbaik kinerja 1 tahun (April 2016 s/d April 2017) yang penulis kutip dari dari ipotgo.com.

Artinya bila memiliki reksadana seperti dalam daftar di atas selama 1 tahun terakhir dengan investasi Rp10.000.000, maka return-nya sebagai berikut:

Dengan jumlah uang yang sama Rp10.000.000 didepositokan ke bank terkemuka di Indonesia (hitungan berdasarkan simulasi di portal bank tersebut) dalam jangka  1 tahun hasilnya sebesar Rp 10.414.246.

Agar deposito menghasilkan rata-rata reksadana di atas diperlukan bank yang memberikan bunga sebesar 31,52% dengan pajak bunga diperhitungkan juga. Tentunya tidak ada bank yang berani memberikan bunga sebesar itu. Rata-rata bunga deposito bank saat ini 5-7% atau masih dibawah return reksadana.

Meskipun banyak pertumbuhan reksadana yang dibawah rata-rata dibandingkan ke-15 reksadana di atas, namun secara keseluruhan reksadana tetap memberikan keuntungan yang lebih baik dari pada menabung deposito untuk jangka panjang.
Pemenang APRDI-Bloomberg Indonesia Fund Awards 2017

Pemenang APRDI-Bloomberg Indonesia Fund Awards 2017


Bloomberg bersama Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) pada Selasa (25/4/2017) menggelar kegiatan penghargaan tahunan dengan mengumumkan pemenang APRDI-Bloomberg Indonesia Fund Awards 2017 di Jakarta.

Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh APRDI, memberi penghargaan pada produk-produk terbaik reksa dana di Indonesia dan menggarisbawahi pentingnya reksa dana baik bagi investor institusional maupun retail.

Perusahaan reksa dana yang terpilih adalah mereka yang memiliki kinerja terbaik pada tahun 2016, dan dalam tiga tahun anggaran periode 2014-2016.

Berikut adalah pemenang dari APRDI-Bloomberg Indonesia Fund Awards 2017:

Kinerja Terbaik - Tahun Pertama (2016)



Kinerja Terbaik - Tahun Ketiga (2014-2016)


Asosiasi Indonesia Reksa Dana (APRDI), didirikan pada tanggal 28 Juni 1999 adalah sebuah organisasi yang mewakili industri pengelolaan dana Indonesia. APRDI didirikan dengan tujuan untuk menyatukan lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan reksa dana.
Kinerja Reksadana BNI Asset Management

Kinerja Reksadana BNI Asset Management

PT BNI Asset Management merupakan Manajemen Investasi dengan mayoritas sahamnya 99,9% dimiliki PT BNI Securities. Sampai saat ini PT BNI Asset Management telah menjalankan kegiatan manajemen investasi selama hampir 19 tahun.

Produk reksadana yang dikelola PT BNI AM dengan range yang cukup lengkap pada berbagai instrumen reksa dana, namun ada 7 produk yang menjadi andalan yakni :
  1. BNI-AM Dana Berkembang - Reksa Dana Saham
  2. BNI-AM Dana Berbunga Tiga - Reksa Dana Pendapatan Tetap 
  3. BNI-AM Dana Dompet Dhuafa - Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah 
  4. BNI-AM Dana Terencana - Reksa Dana Campuran
  5. BNI-AM Inspiring Equity Fund - Reksa Dana Saham
  6. BNI-AM Pasar Uang Kemilau - Reksa Dana Pendapatan Pasar Uang 
  7. BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Makara Investasi - Reksa Dana Pendapatan Tetap
Masing-masing produk reksa dana di atas mempunyai karakteristik investasi tersendiri yang dapat dilihat dari Profil risiko investasi, Tujuan Investasi, Kebijakan Investasi, Investasi Pada Reksadana,
Biaya Investasi dan Biaya Pengelolaannya.

Tabel dibawah ini akan lebih memudahkan untuk melihat kelebihan atau kekurangan produk reksadana dari PT BNI Asset Management.


Produk terakhir yang baru diluncurkan pada Desember 2016 diberi nama BNI-AM Dana Pendapatan Tetap Makara Investasi  yang berjenis investasi reksa dana Pendapatan Tetap.

1. Jenis Reksadana : Reksa Dana Pendapatan Tetap
2. Profil Risiko Investasi
  • Tingkat Risiko Moderat
  • Potensi Imbal Balik Moderat
3. Tujuan Investasi mendapatkan bunga dan apresiasi nilai pokok (dalam hal Efek Bersifat Utang atau instrumen lain yang memungkinkan). Sesuai dengan sifat investasi di Efek Bersifat Utang, diharapkan pertumbuhan nilai investasi yang stabil.

4. Kebijakan Investasi
  • Minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen) dari Nilai Aktiva Bersih pada Efek bersifat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau korporasi berbadan hukum Indonesia yang sudah mendapat peringkat dari dari perusahaan pemeringkat Efek yang telah terdaftar di OJK dan masuk dalam kategori layak investasi (investmentgrade)
  • Minimum 0% (nol persen) dan maksimum 20% (dua puluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih
5. Investasi Pada Reksadana
  • Minimum Investasi Rp 100.000,-
  • Perhitungan NAB/Unit Harian
6. Biaya Investasi
  • Pembelian Maks 1.0% per Transaksi
  • Penjualan kembali Tidak Ada
  • Pengalihan Tidak Ada
7. Biaya Pengelolaan
  • Manajer Investasi Maks 1,50% per Tahun
  • Bank Kustodian Maks 0,09% per Tahun


Kinerja Reksadana BNI

Untuk menilai kinerja suatu produk reksa dana dapat dilihat pada Fund Fact Sheet FFS yang diterbitkan Manajer Investasi. Sesuai ketentuan setiap Manajer Investasi wajib menerbitkan FFS wajib setiap bulan dan merupakan hak bagi investor reksa dana untuk memperolehnya.

FFS dapat menunjukkan hasil investasi secara historis yang diukur dengan beberapa periode ke belakang yakni 1 Bulan, 3 6 Bulan, 1 Tahun,  Year To Date dan Sejak diluncurkan (Since Inception)

Berikut kinerja Reksadana PT BNI AM per 28 Februari 2017


NAB 28 Februari 2017
  1. Dana Berkembang - Reksa Dana Saham Rp 2.384,09
  2. Dana Berbunga Tiga - Reksa Dana Pendapatan Tetap Rp 2.033,75
  3. Dana Dompet Dhuafa - Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah Rp 22.676,54
  4. Dana Terencana - Reksa Dana Campuran Rp 1.446,34
  5. Inspiring Equity Fund - Reksa Dana Saham Rp 1.088,47
  6. Pasar Uang Kemilau - Reksa Dana Pendapatan Pasar Uang Rp 1.578,38
  7. Makara Investasi - Reksa Dana Pendapatan Tetap Rp 1.024,41

PERINGKAT

Peringkat Kinerja Danareksa BNI AM per 28 Februari 2017 (belum termasuk BNI_AM Makara Investasi)

Periode 1 Bulan
  1. Dana Berkembang 2,63%
  2. Inspiring Equity Fund 2,21%
  3. Dana Terencana 1,28%
  4. Dana Dompet Dhuafa Tanpa bagi hasil 1,06%
  5. Dana Dompet Dhuafa dengan bagi hasil 1,04%
  6. Dana Berbunga Tiga Tanpa bagi hasil 0,54%
  7. Dana Berbunga Tiga dengan bagi hasil 0,53%
  8. Pasar Uang Kemilau 0,48%
Periode 3 Bulan
  1. Dana Terencana 4,61%
  2. Dana Berkembang 4,17%
  3. Dana Berbunga Tiga Tanpa bagi hasil 3,93%
  4. Dana Berbunga Tiga dengan bagi hasil 3,88%
  5. Dana Dompet Dhuafa Tanpa bagi hasil 3,60%
  6. Inspiring Equity Fund 3,44%
  7. Dana Dompet Dhuafa dengan bagi hasil 3,39%
  8. Pasar Uang Kemilau 1,58%

Periode 6 Bulan
  1. Pasar Uang Kemilau 3,60%
  2. Dana Dompet Dhuafa dengan bagi hasil 2,91%
  3. Dana Berbunga Tiga dengan bagi hasil 1,87%
  4. Dana Dompet DhuafaTanpa bagi hasil 1,40%
  5. Dana Berbunga Tiga Tanpa bagi hasil 0,98%
  6. Dana Terencana -0,80%
  7. Inspiring Equity Fund -6,05%
  8. Dana Berkembang -6,10%
Periode 1 Tahun
  1. Dana Terencana 14,15%
  2. Dana Dompet Dhuafa dengan bagi hasil 9,45%
  3. Dana Berbunga Tiga dengan bagi hasil 8,30%
  4. Dana Berkembang 8,08%
  5. Dana Dompet DhuafaTanpa bagi hasil 7,84%
  6. Pasar Uang Kemilau 6,91%
  7. Dana Berbunga Tiga Tanpa bagi hasil 6,00%
  8. Inspiring Equity Fund 5,01%a
Periode Sejak Awal Tahun (Year to Date)
  1. Dana Dompet Dhuafa dengan bagi hasil 2,49%
  2. Dana Dompet Dhuafa Tanpa bagi hasil 2,38%
  3. Dana Berbunga Tiga Tanpa bagi hasil 2,24%
  4. Dana Berbunga Tiga dengan bagi hasil 2,22%
  5. Dana Berkembang 1,53%
  6. Dana Terencana 1,30%
  7. Inspiring Equity Fund 1,21%
  8. Pasar Uang Kemilau 1,04%
Memilih Manajer Investasi (MI) Reksadana

Memilih Manajer Investasi (MI) Reksadana

Bagaimana Cara Memilih Manajer Investasi (MI) Reksadana Terbaik?

Apakah yang dimaksud dengan Manajer Investasi (MI)?
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.

Kita sudah membahas berbagai jenis reksadana, mulai dari reksadana pendapatan tetap sampai exchange trade fund (ETF). Tapi, hanya tahu tentang jenis-jenis produk itu tidak lah cukup. Sebelum berinvestasi di reksadana, Anda juga kudu pintar-pintar memilih perusahaan manajer investasi (MI) yang mengelola reksadana-reksadana tersebut.

Ada banyak faktor yang harus diperhatikan ketika seorang investor hendak memilih manajer investasi (MI) reksadana. Misalnya, investor harus mempelajari integritas dan track record para MI itu. Investor juga kudu mengetahui gaya investasi, jumlah nasabah, dan jumlah dana yang dikelola manajer investasi. Terakhir, investor pun mesti mempelajari kualitas pelayanan dan tarif biaya-biaya MI tersebut.

Sekedar mengingatkan, reksadana adalah produk investasi yang berciri tiga well: well managed, well diversified, dan well regulated. Nah, dari ketiganya well managed dan well diversified adalah tanggung jawab manajer investasi. Dari kemampuan mengatur dan menanam investasi dalam jenis-jenis instrumen investasi yang tepat itulah kita dapat mengukur kualitas manajer investasi. Di samping itu, kita juga harus mengukur
integritas manajer investasi itu.

Oleh sebab itu, sekecil apa pun uang yang Anda tanamkan dalam investasi reksadana, janganlah malu untuk bertanya soal kredibilitas manajer investasi yang hendak Anda percayai mengelola uang Anda.

Selain bertanya pada teman dan kolega yang mengerti dunia reksadana, Anda juga bisa mencari di situs ini untuk memastikan bahwa MI yang Anda percaya telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, ada beberapa faktor yang patut Anda cermati saat memilih manajer investasi, yakni :

  1. Pengalaman manajer investasi.
  2. Kinerja historis manajer investasi.
  3. Gaya berinvestasi atau investment style MI.
  4. Dukungan grup perusahaan.
  5. Cermati besaran aset kelolaan para MI.
  6. Jumlah nasabah.
  7. Pelajari struktur biaya yang dipungut oleh MI.

Pertama adalah pengalamannya. Ini berkaitan dengan lamanya perusahaan MI tersebut berdiri. Asal tahu saja, beberapa manajer investasi yang beroperasi di Indonesia merupakan afiliasi dari grup keuangan internasional yang beroperasi di berbagai negara dan telah beroperasi selama puluhan tahun.

Sekadar patokan, kalau MI itu sudah tujuh tahun berdiri dan produknya memberikan keuntungan (return) yang bagus itu bisa dibilang bahwa track record-nya baik. Informasi ini biasanya tercantum dalam prospektus produk reksadana yang mereka kelola.

Kedua adalah kinerja historis manajer investasi. Walaupun bukan menjadi jaminan, tapi keandalan manajer investasi mengelola reksadana akan tampak dari kinerja reksadana yang pernah mereka kelola pada masa sebelumnya. Manajer investasi yang baik akan menjaga konsistensi kinerjanya, sehingga bisa menjadi petunjuk bagi investor tentang potensi keuntungan yang bisa diperoleh.

Dalam melihat kinerja historis, yang patut mendapat perhatian bukan cuma return yang dihasilkan, tapi juga risikonya. Untuk mengukur risiko ini kita bisa memperhatikan fluktuasi keuntungan reksadana yang dikelola si MI. Jika fluktuasinya tinggi, artinya risikonya juga tinggi. Sebaliknya jika fluktuasinya kecil, atau kinerjanya cenderung anteng, artinya risikonya rendah.

Artinya, investor juga harus mempelajari gaya investasi masing-masing MI. Selanjutnya, investor harus menimbang apakah gaya investasi itu sesuai dengan target dan profil risiko mereka masing-masing.

Ketika memilih manajer investasi (MI) reksadana, investor seringkali cenderung mencari MI yang bisa memberikan keuntungan paling tinggi. Padahal, investor juga kudu mengenal gaya investasi MI tersebut. Siapa tahu, hasil keuntungan itu diperoleh dengan gaya investasi yang terlalu berani. Artinya, risikonya tinggi.

Gaya berinvestasi atau investment style manajer investasi dapat dipelajari dari isi portofolio yang dilaporkan dalam laporan keuangannya. Yang patut diperhatikan adalah jenis obligasi atau saham yang ada di dalam portofolionya. Apakah lebih banyak obligasi atau saham perusahaan-perusahaan kecil namun tingkat pertumbuhannya cukup besar, atau lebih banyak saham atau obligasi perusahaan mapan dengan pertumbuhan lebih pelan. Kita juga bisa melihat, apakah portofolionya terdiri dari saham atau obligasi perusahaan di sektor tertentu atau merata di semua sektor.

Keempat, kita juga harus mencermati ada tidaknya dukungan grup perusahaan. Umumnya, masyarakat sangat memperhatikan dukungan grup perusahaan untuk meyakinkan diri bahwa MI yang akan dipilihnya akan berumur panjang. Artinya, semakin besar grupnya semakin bagus.

Yang kelima, cermati juga besar aset kelolaan para MI. Ibarat mesin produksi yang bisa menghasilkan barang lebih murah bila membuatnya dalam jumlah banyak, makin besar aset yang dikelola manajer investasi juga banyak memberikan keuntungan. Biaya investasi bisa lebih efisiensi. Mereka juga memiliki kekuatan tawar yang baik karena mengelola uang dalam jumlah besar. Artinya, mereka bisa mendapatkan harga lebih baik saat bertransaksi, khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap.

Keenam, investor pun kudu mempelajari jumlah nasabah yang sudah berinvestasi di manajer investasi tersebut.Banyaknya nasabah menunjukkan tingkat kepercayaan yang besar pada investor. Selain mengelola reksadana, banyak manajer investasi juga mengelola portofolio nasabah secara terpisah (discretionary fund). Nasabah discretionary fund umumnya nasabah besar seperti dana pensiun atau asuransi. Nah, semakin banyak investor yang mempercayakan dananya kepada suatu manajer investasi, berarti MI itu dipercaya oleh banyak orang.

Terakhir, investor harus mempelajari pula struktur biaya yang dipungut oleh MI. Biaya-biaya itu mencakup biaya pembelian reksadana, pengelolaan, dan penarikan reksadana. Semakin murah biayanya tentu semakin hemat.

Satu lagi, investor juga harus melihat kualitas pelayanan MI tersebut.

Daftar Manajer Investasi dan Dana Kelolaan per Maret 2017